top of page

NURUL NAZIPA: PASAR DUSUN KARET

Updated: Nov 5, 2024



SLUG : PADUKA (PASAR DUSUN KARET)

LOCATION : MUARO JAMBI - INDONESIA 

INTERVIEWER : MOCHAMAD ANDRI 

INTERVIEWEE : NURUL NAZIPA - REPRESENTATIVE OF PADUKA (PASAR DUSUN KARET)

 




A

00:00:12—------------------>00:04:15

Kalau nama saya adalah nurul nazipa. Biasanya dipanggil Uun.

My name is Nurul Nazipa. People call me Uun.


1. Q

00:00:05—------------------>00:00:10S

ilahkan perkenalkan nama lengkap nya.

Please introduce your full name.


2. A

00:00:12—------------------>00:04:15

Kalau nama saya adalah nurul nazipa. Biasanya dipanggil Uun.

My name is Nurul Nazipa. People call me Uun.


3. A0

0:06:00—--------------------->00:11:06

Nah kalau di Muara Jambi panggilan saya itu uun. di paduka ini saya adalah bagian dari tim manajemennya paduka.

In Muara Jambi, I am called Uun. Here at PADUKA, I am part of the management team.


4. A

00:14:02—----------------------->00:24:05

Jadi anggota paduka itu terdiri dari 29 orang. Di situ juga ada ibu-ibu yang berjualan masakan tradisional selaku pedagang.

The members of PADUKA consist of 29 people. There are also women selling traditional dishes as vendors.


5. A

00:24:09—----------------------->00:28:21

Dan ada juga kami dari tim manajemen dan dokumentasi di situ.And we also have our management and documentation team.



6. Q

00:29:05—-------------------------->00:29:13

Apa sih PADUKA itu?

What is PADUKA?


7. A

00:30:12—------------------------->00:48:03

PADUKA itu adalah singkatan dari Pasar Dusun Karet. Iya, jadi pasar dusun karet itu terinspirasi dari lokasi tempat ibu-ibu berjualan, di seputaran KCBN. Tepatnya adalah di perkebunan karet gitu ya.

PADUKA is an abbreviation of Pasar (traditional market) Dusun (hamlet) Karet (rubber). Yes, the rubber hamlet market was inspired by the location where the mothers can sell, around KCBN (Jambi National Cultural Heritage Compound). To be precise, it is located on a rubber plantation.


8. Q

00:50:20—--------------------->00:52:02

Gimana dulu PADUKA itu ada?

How did PADUKA come about?


9. A

00:53:12—---------------------------->01:10:10

Oke jadi kalau dibilang adanya PADUKA itu sebelumnya tidak dipikirkan secara apa yaa. Kalo dibilang itu adanya paduka itu sebenarnya bisa dibilang dadakan begitu ya.

Okay, so if you say that the existence of PADUKA was not previously thought through, in what way was it sudden?


10. A

01:10:03—------------------------------>01:26:01Bermula dari adanya revitalisasi kawasan di seputaran KCBN Muaro Jambi, yang mempunyai konsep bukan hanya bentuk fisiknya aja yang direvitalisasi namun juga masyarakat di seputaran KCBN itu juga ikut diberdayakan begitu.

It started with the revitalization of the area around KCBN Muaro Jambi, which aims not only to revitalize the physical environment but also to empower the community around KCBN.


11. A

01:27:10—--------------------------------->01:45:04Jadi bangunannya di revitalisasi, kalau kata orang sini dibagusin nah masyarakatnya juga harus siap ketika revitalisasi ini selesai gitu. Jadi jangan sampai nanti teman-teman di seputaran belum siap dan hanya menjadi penonton gitu.

So the building is revitalized, and as people here say, it is improved. The community must also be ready when this revitalization is finished. We don’t want friends in the area to be unprepared and just become spectators.


12. A

01:46:02—---------------------------->01:53:15Nah kalau PADUKA ini fokusnya itu di kuliner tradisional yang ada di KCBN Muaro Jambi.

Well, PADUKA focuses on traditional cuisine in KCBN Muaro Jambi.


13. Q

01:53:23—------------------------------->01:56:22

Ngapain aja PADUKA kegiatannya?

What are PADUKA's activities?


14. A

01:57:00—---------------------------->02:19:24

Kegiatan ibu-ibu PADUKA itu. Ya seperti yang kita tahu yang namanya pasar itu tempatnya bertransaksi jual beli gitu ya. Berarti di situ ada pedagang dan ibu-ibu ini juga background nya itu memang dari dulu adalah pedagang yang berjualan di zona inti Kawasan Cagar Budaya Nasional candi Muaro Jambi.

The activities of the PADUKA mothers. As we know, a market is a place for buying and selling. This means there are traders, and these mothers have always been vendors who sell in the core zone of the Muaro Jambi Temple National Cultural Heritage Area.


15. A

02:20:10—-------------------->02:40:04

Namun sebelum ada paduka ibu-ibu ini adalah penjual makanan yang siap saji begitu. Nah jadi aktivitas ibu-ibu ini memang sehari-harinya adalah berjualan. Namun sebelum ada paduka belum berjualan masakan tradisional seperti sekarang ini.

Before PADUKA, these women were sellers of ready-to-eat food. Their daily activities were selling, but they didn’t sell traditional dishes like they do now.


16. A

02:40:12—-------------------->02:50:14

Nah hadirnya PADUKA itu justru menjadi wadah ibu-ibu ini berekspresi untuk menyajikan masakan yang dulunya tidak pede disajikan ketika ada tamu gitu.

The presence of PADUKA has become a space for these women to express themselves by serving dishes they were once too shy to present to guests.


17. A

02:51:00—-------------->03:00:22Jadi masakan yang dijual di PADUKA sekarang disajikan oleh teman-teman PADUKA, itu adalah masakan yang dulunya hanya dimasak dan disajikan untuk keluarga di rumah saja gitu.

The dishes sold at PADUKA are now served by the friends at PADUKA; these are dishes that 

were previously only cooked and served to family at home.


18. A

03:01:10—----------->03:16:19Karena di mindset ibu-ibu ini makanan yang seperti itu adalah makanan jadul, kuno, dan tidak layak untuk disajikan. Namun seiring berjalannya waktu ibu-ibu PADUKA ini difasilitasi oleh Kemendikbud melalui BPK.

In the mindset of these mothers, such food is considered old-fashioned and unworthy to be served. However, over time, these PADUKA mothers were supported by the Ministry of Education and Culture through BPK.


19. A

03:17:08—---------------------->03:24:03BPK itu adalah Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah 5 Provinsi Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung.

BPK is the Cultural Preservation Center for Region 5 of Jambi Province and the Bangka Belitung Islands.


20. A

03:24:15—------------------------->03:33:23Nah kami diberdayakan masyarakat disini diberdayakan oleh Kemendikbud melalui BPK tersebut dengan berbagai macam pelatihan.

We are empowered by the community here, supported by the Ministry of Education and Culture through BPK with various training programs.


21. Q

03:34:15—--------------------------->03:36:00

Dulu apa yang di jual oleh ibu-ibu?

What did the mothers sell in the past?


22. A

03:37:02—------------------------->03:48:20Jualan sebelum adanya PADUKA, ibu-ibu nya berjualan makanan siap saji, minuman siap saji begitu. Seperti pop mie, kemudian pop ice, dan pop pop lainnya gitu.

Before PADUKA existed, the mothers sold ready-to-eat food and drinks, such as instant noodles, pop ice, and other snacks.


23. Q

03:49:00—----------------->03:49:05

Kalau sekarang?

What about now?



24. A

03:50:15—------------------->04:00:10

Kalau sekarang ibu-ibu sudah, yang seperti kami bilang tadi ibu-ibu sudah ada berbagai macam pelatihan yang difasilitasi oleh BPK.

Now the mothers have participated in various trainings facilitated by BPK.


25. A

04:00:20—------------------->04:05:09

Pertama ibu-ibu sudah datang ke papringan kemarin untuk membuka wawasan ibu-ibu.

First, the mothers went to Papringan to broaden their horizons.


26. A

04:05:20—---------------------->04:23:22

Karena kemarin sebelum ibu-ibu diikutkan pelatihan ataupun berbagai macam kegiatan pemberdayaan itu. Ibu-ibu merasa oh kalau kami jualan masakan tradisional seperti yang BPK katakan untuk melestarikan budaya pangan lokal. Apakah nanti akan ada yang membeli seperti itu kan.

Before the mothers were included in the training or various empowerment activities, they wondered, "If we sell traditional dishes as BPK said to preserve local food culture, will anyone buy them?"


27. A

04:24:18—----------------------->04:30:17

Jadi ketika kita berniatan untuk memberdayakan ibu-ibu itu, justru malah ibu-ibu itu mengembalikan lagi kepada kita.

So when we intend to empower the mothers, they actually return the question to us.


28. A

04:30:20—------------------------->04:42:05

Karena ya untuk sejauh ini ibu-ibu itu sudah berdagang kan ya dengan masakan yang kami bilang siap saji tadi. Sudah merasakan di sana dan mereka mendapatkan uang dari situ gitu loh.

These mothers have been trading with the dishes we mentioned earlier, which are ready to eat. They have tasted them and earned money from it.


29. A

04:42:05—-------------------->04:48:20

Jadi dikembalikan apakah ketika kami menjual makanan tradisional itu akan ada yang membeli gitu.

So they return the question: when we sell traditional food, will anyone buy it?


30. A

04:48:23—-------------------->05:07:03

Akhirnya BPK dengan segala persiapan dan juga sudah melalui, apa yaa kalau kami bilang ya sudah berpikir panjang begitu. Sebelum ibu-ibu ini diberdayakan mengatakan, ada loh contohnya di Papringan gitu.

Finally, BPK, with all its preparations, has thoughtfully considered this. Before empowering these mothers, they said, "There is an example in Papringan."


31. A

05:07:20—--------------->05:19:23

Akhirnya yang namanya masyarakat yang untuk merubah mindset itu tidak mudah gitu ya mas. Jadi ibu-ibu ini difasilitasi untuk pergi ke papringan ikut langsung kegiatan disana.

Changing the mindset of the community is not easy, right, sir? So, these mothers were facilitated to go to Papringan to directly participate in activities there.


32. A

05:20:12—----------------------->05:39:20

Nah dari situ ibu-ibu mulai berfikir dan merasa, oh iya benar loh kalau kita jualan masakan tradisional, makanan tradisional itu ternyata peminat nya banyak loh gitu. Nah dan juga makanannya itu sudah pasti sehat, steril dan juga itu bahan-bahannya ada di sekitar kita gitu.

From there, the mothers began to think and feel, "Oh yes, it's true that if we sell traditional dishes, traditional food has many fans." Also, the food is definitely healthy, hygienic, and the ingredients are all around us.


33. A

05:40:00—------------------->06:01:17

Jadi semakin terbukalah wawasan ibu-ibu ini. Jadi sebelumnya yang berjualan nya pop, pop, akhirnya ditimbulkan rasa percaya diri untuk menjual dan beralih ke masakan tradisional sebagai tujuannya juga sebagai pelestarian pangan lokal kan gitu.

The mothers' insights became more open. Previously, they sold instant food; now they feel confident to sell and switch to traditional dishes as their goal, which also helps preserve local food, right?


34. A

06:02:04—-------------->06:16:22

Kemudian juga diikutkan pelatihan oleh BPK bersama teman-teman seniman pangan Javara. Terus dari situ semakin semangat lagi ibu-ibu, semakin percaya diri, dan juga sudah sempat beberapa kali buka pasar.

They also participated in training by BPK alongside friends from Javara, the food artists. From there, the mothers became even more enthusiastic, more confident, and they have also opened markets several times.



35. A

06:18:10—---------------->06:28:22

dan antusias masyarakat, baik itu dari masyarakat lokal dan juga dari luar daerah juga lumayan ikut berpartisipasi.The enthusiasm of the community, both local and from outside the region, has also been quite significant.


36. Q

06:29:00—-------------------------->06:44:03Melihat keadaan nya yang sekarang bu, ibu coba rangkum yaa. Ibu berharap nya nanti itu skenario yang ideal untuk PADUKA ini apa?

Considering the current situation, could you summarise your hopes for the ideal scenario for PADUKA?


37. A

06:44:15—-------------------->07:06:05

Oke, kalau harapan dan skenario ideal dari PADUKA ini itu adalah yang pertama, karena kami konsepnya adalah paduka ini jamuan gastronomi, jadi kami yang apa kami jamu ,apa yang kami sajikan tentunya adalah potensi pangan lokal yang ada di seputaran KCBN.

The hope and ideal scenario for PADUKA is that, because our concept is a gastronomic feast, what we serve should of course highlight the local food potential around KCBN.


38. A

07:06:06—-------------------->07:16:03

Yang pertama yang harus kami persiapkan dan kami lestarikan adalah tanaman ataupun tumbuhan yang menjadi pangan lokal itu sendiri gitu.

The first thing we need to prepare and preserve is the local food plants and vegetation.



39. A

07:17:17—---------------------->07:29:13

Jadi PADUKA ada selain buka pasar juga ada kebun untuk melestarikan tumbuhan, tanaman yang berkaitan dengan apa yang disajikan gitu.

So, The PADUKA is, in addition to opening a market, we also have a garden to preserve the plants related to what we serve.


40. A

07:30:03—---------------------->07:46:07Jadi ketika nanti kita hanya fokus tentang jamuan, kalau kita tidak memberdayakan tanamannya ataupun tumbuhannya itu yang menjadi potensi pangannya itu nanti akan dicari dimana gitu.

If we focus solely on the banquet without empowering the plants or vegetation that are potential food sources, we will later struggle to find them.


41. A

07:46:08—-------------------->08:15:12

Nah jadi PADUKA juga punya kebun, kebun khusus pelestarian pangan lokal, kemudian target nya juga nanti ada pasar. Namun tidak dibuka setiap hari dan juga ada beberapa momen nanti PADUKA ada jamuan khusus VVIP begitu, dengan tetap tidak menggunakan plastik.

Therefore, Your Majesty, we also have a special garden for preserving local food, and the goal is to have a market. However, it will not be open every day, and at certain moments, PADUKA will have a special VVIP banquet, while still avoiding the use of plastic.


42. A

08:15:14—------------------->08:31:15Karena itu konsepnya dari awal juga apa ya kalau kami bilang seiring sejalan dengan konsepnya ataupun niatannya dari revitalisasi KCBN ini ramah lingkungan.

This has been the concept from the beginning: to align with the revitalisation of KCBN, which is environmentally friendly.


43. Q

08:32:00—------------------------->08:41:00

Itu kan kalau secara organisasi, tapi makna PADUKA ini untuk ibu-ibu sendiri ini kedepannya tuh mau berharap nya seperti apa sih?

That's in terms of organisation, but what do you hope for the meaning of PADUKA for the mothers themselves in the future?


44. A

08:43:00—---------------------->09:20:02

Oke , makna PADUKA ini ya tidak hanya sebatas kita mencari uang dari apa yang kita sajikan, kami berharap PADUKA ini akan terus ada. Kami berharap PADUKA ini tidak han

ya sebatas di yang ada sekarang anggota yang sekarang, namun kami berharap terus meregenerasi kemudian juga karena konsepnya PADUKA ini kan untuk melestarikan budaya pangan lokal khususnya yang berada di KCBN Muaro Jambi.

The meaning of PADUKA is not only about making money from what we serve; we hope that PADUKA will continue to exist. We want it to be more than just the current members; we hope it will continue to regenerate because the concept of PADUKA is to preserve the local food culture, especially in KCBN Muaro Jambi.


45. A

09:24:00—------------------>09:41:24

Menumbuhkan kecintaan kita terhadap masakan lokal sehingga nanti anak-anak cucu kita tetap bisa merasakan apa yang dulunya nenek kakek kita itu konsumsi dan itu yang membesarkan kita seperti itu.

We want to grow our love for local cuisine so that our children and grandchildren can still taste what our grandparents used to consume and that's what raised us.


46 A

09:42:00—------------------->10:13:20

Dan juga kalau berkaitan dengan KCBN ini PADUKA berharap justru kebudayaan pangan dan juga kami sebagai duta pakaian tradisional karena setiap jamuan gastronomi dari teman-teman PADUKA kami selalu memakai pakaian tradisional. Salah satunya adalah kami memakai tengkuluk, itu juga mengajarkan bagaimana nanti kebudayaan masyarakat disini baik itu dari makan ataupun berpakaian gitu.

If it is related to KCBN, Your Majesty hopes that it reflects our food culture and that we, as ambassadors of traditional clothing, always wear traditional attire at every gastronomic banquet hosted by our friends. One example is that we wear tengkuluk, which also teaches about the local culture in terms of both food and traditional dress.


47. A

10:13:23:------------------->10:33:15

Jadi harapannya kalau paduka itu adalah memang dari awal jangan sampai kita terlena ataupun melupakan masakan yang menjadi khas dari desa kita sehingga nanti makanan-makanan dari luar yang akan masuk ke daerah kita. Begitu konsepnya.

Therefore, the PADUKA hopes that from the beginning, we should not be lulled into forgetting the cuisine that is typical of our village, so that later on, food from outside will not overshadow our local dishes. That’s the concept.




Comments


©2020 by Archatra Media Internasional

bottom of page